Sabtu, 02 Januari 2016

Growth Pole Theory (Kutub Pertumbuhan)





Teori ini dikembangkan oleh ahli ekonomi Perancis Francois Perroux pada tahun 1955. Inti dari teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di tiap daerah tidak terjadi di sembarang tempat melainkan di lokasi tertentu yang disebut kutub pertumbuhan. Untuk mencapai tingkat pendapatan tinggi harus dibangun beberapa tempat pusat kegiatan ekonomi yang disebut dengan growth pole (kutub pertumbuhan). Pandangan Perroux mengenai proses pertumbuhan adalah teori tata ruang ekonomi, dimana industri pendorong memiliki peranan awal dalam membangun sebuah pusat pertumbuhan. Industri pendorong ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut
growthpoles

1. Tingkat konsentrasi tinggi
2. Tingkat Teknologi Maju
3. Mendorong perkembangan industri di sekitarnya
4. Manajemen yang professional dan modern
5. sarana dan prasarana yang sudah lengkap
Konsep Growth pole dapat didefinisikan secara geografis dan fungsional
Secara geografis growth pole dapat digambarkan sebagai suatu lokasi yang memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menimbulkan daya tarik bagi berbagai kalangan untuk mendirikan berbagai macam usaha di daerah tersebut dan masyarakat senang memanfaatkan fasilitas tersebut.
Secara fungsional growth pole dapat diartikan sebagai suatu lokasi konsentrasi kelompok ekonomi (industri, bisnis dll) yang mengakibatkan pengaruh ekonomi ke dalam  maupun keluar wilayah tersebut.
Jakarta sebagai kutub pertumbuhan bagi perkembangan daerah sekitanya (Jabodetabek)

Jakarta sebagai kutub pertumbuhan bagi perkembangan daerah sekitarnya (Jabodetabek)
Sumber Gambar
http://e-moneynews.com/sites/e-moneynews.com/files/img_artikel/jakarta.jpg
https://agnazgeograph.wordpress.com/2013/01/31/growth-pole-theory-kutub-pertumbuhan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar