Teori perencanaan mulai berkembang pesat setelah terjadinya revolusi
industri sebagai akibat adanya respon industrialisasi dan urbanisasi.
Degradasi lingkungan yang terjadi membuat pakar kota menginginkan suatu
reformasi Hal ini merupakan sebuah perubahan yang sangat besar dalam
kehidupan kota. Revolusi industri sendiri telah menciptakan kota-kota
industri baru yang sebelumnya tidak ada yaitu terjadi perpindahan
penduduk dari daerah pertanian ke daerah industri. Lalu kota itu sendiri
menjadi kepentingan yang sangat besar bagi buruh, karena penduduk yang
pindah dari desa ke kota tidak memiliki pengetahuan tentang industri
baru atau kebutuhan sosial dan teknis untuk hidup di kota. Setelah itu,
mulai muncul sebuah gagasan dari Patrick Geddes tentang analisa
terperinci dari pola pemukiman dan lingkungan ekonomi lokal yang
merupakan awal dari lebih berkembangnya sebuah teori perencanaan.
Dalam teorinya Patrick
menyatakan ‘the classic rule of
thumb’ dalam mendefinisikan batas dari suatu konurbasi, yang berbunyi
“…broadly speaking, the main limit of the modern city is that of the hour’s
journey or thereby, the maximum which busy men [sic] can face without to great
deduction from their day’s work” . Batasan ini sering dipakai oleh
para peneliti dalam menentukan jarak antar pusat dalam suatu interurban
polisentris.
Dalam
memahami karakteristik interurban polisentris, penelitian ini juga merujuk
kepada tulisan Kloosterman dan Musterd (2001) yang mengelompokkannya ke dalam
empat dimensi (seperti pada intraurban polisentris). Hal ini dilakukan untuk
mempermudah dalam membandingkan karakteristik di antara keduanya.
a)
Bentuk Fisik Seperti halnya dalam intraurban polisentris,
pada interurban polisentris juga terjadi fenomena cross commuting akibat
terjadinya konsentrasi populasi penduduk dan aktivitas ekonomi yang
terdistribusi pada masing-masing pusat kota tanpa ada yang menjadi pusat
dominan dalam suatu wilayah interurban polisentris tersebut. Pola komuting yang
terjadi pun dapat berbentuk radial atau linier. Dalam melakukan
pergerakan cross commuting pada interurban polisentris lebih
banyak menggunakan moda transportasi kendaraan pribadi terutama mobil (Hall,
1993).
Aktivitas ekonomi di pusat kota Hongkong, ditandai dengan banyaknya toko atau tempat berbelanja yang lainnya |
Aktivitas ekonomi salah satu tempat terkenal di kota Tokyo, Harajuku, tempat ini adalah tempat berkumpulnya anak aanak muda jepang karena disana banyak shophouse, restoran, dan toko toko yang lainnya yang menaarkan harga yang murah |
b)
Kesatuan Politik Kebijakan pengembangan interurban polisentris
lebih rumit dibandingkan dengan pengembangan intraurban polisentris. Hal ini
karena interurban polisentris terdiri atas kota-kota atau beberapa kota diantaranya
memiliki kewenangan politik masing-masing, atau secara lebih sederhana, terdiri
atas beberapa organisasi pemerintah (kesatuan politik) yang independen.
Sehingga untuk membuat kebijakan pengembangannya diperlukan kesepakatan bersama
di antara organisasi pemerintah tersebut, yang biasanya melalui suatu
perdebatan yang panjang. Mengingat begitu rumitnya pembuatan suatu kebijakan
pengembangan interurban polisentris, maka perlu dibentuk suatu lembaga pada
tingkat wilayah interurban, yang beranggotakan perwakilan dari seluruh stakeholders (masyarakat,
pemerintah, dan swasta) dari semua kota dalam wilayah interurban tersebut, yang
mempunyai kewenangan untuk membuat kebijakan pengembangan yang diperlukan
(Scott, 1998; Keating, 1999).
c)
Hubungan Fungsional
Kota-kota
dalam interurban polisentris mempunyai fungsi kegiatan yang berbeda, misalnya
ada yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat
industri manufaktur, pusat perumahan dan permukiman, ataupun mengemban fungsi
lainnya. Meskipun di antara kota-kota tersebut ada yang memiliki fungsi
kegiatan yang sama, biasanya salah satu kota mempunyai intensitas kegiatan yang
lebih tinggi dibanding kota yang lain. Pengembangan suatu kegiatan pada salah
satu kota dalam interurban polisentris perlu memperhatikan dan menyesuaikan dengan kegiatan yang ada
Hudyatma Fajar (60800115075)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar